Kritik Marxis Lagu “Galang Rambu Anarki” karya Iwan Fals

Kritik Marxis sebuah karya lagu.

oleh: Lilikayani Toatubun





Galang Rambu Anarki
Karya Iwan Fals
­­­­Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal januari menjelang pemilu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu di tandai BBM membumbung tinggi
            Maafkan kedua orangtuamu
            Kalau tidak mampu membeli susu
BBM naik tinggi susu tak terbeli
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras, janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu

Kritik Marxis Lagu “Galang Rambu Anarki” karya Iwan Fals
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau pembaca. Karya sastra merupakan cermin atau refleksi dari masyarakat maka karya sastra dapat menggambarkan suatu masyarakat tertentu atau kenyataan tertentu yang telah terjadi dalam suatu masyarakat. Kritik sastra Marxis didasarkan pada teori politik dan ekonomi filsuf  berkebangsaan Jerman. Marxisme adalah sebuah teori ilmiah tentang masyarakat dan tindakan untuk mengubahnya. Masalah pokok dalam kritik sastra marxis adalah permasalahan ekonomi dan kelas sosial, dalam permasaalahan tersebut penulis analisis pada lagu “Galang Rambu Anarki” karya Iwan Fals dengan menggunakan kritik marxis.
Pengarang lagu “Galang Rambu Anarki” menyajikan keadaan pada awal tahun 1982 saat kenaikan BBM, dengan lirik yang sederhana namun dapat menggambarkan suasana pada tahun tersebut. Lagu yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga barang sebagai imbas dari kenaikan BBM (Bahan Bakar minyak), tercermin pada lirik
Maafkan kedua orangtuamu
Kalau tidak mampu membeli susu
BBM naik tinggi susu tak terbeli.
Lirik tersebut menunjukan bahwa pengarang menyampaikan adanya krisis ekonomi dan kesenjangan sosial yang sangat tajam yang di alami oleh orang tua (kaum proletar). Dan pemohonan maaf orang tua kepada anaknya karena tidak mampu membeli susu anaknya. Selain kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosialpun nampak pada lagu ini, seperti pada lirik
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi.
Pada lirik tersebut terlihat adanya penguasaan ekonomi yang dilakukan oleh kaum borjuis. “Orang pintar”  pada lirik tersebut sebagai kaum borjuis. Harga BBM yang melambung tinggi di sesuaikan dengan kemampuan kaum borjuis. Hal ini mengakibatkan adanya pertentangan kelas sosial, yang dimenangkan oleh kaum borjuis. Sedangkan kaum proletar sengsara.
 Dengan mengambil judul lagu Galang Rambu Anarki” judul lagu yang di ambil dari nama putra pertama dari sang pengarang Iwan Fals  yaitu Galang Rambu Anarki yang kelahirannyapun bertepatan dengan kenaikan BBM januari 1982 (awal tahun), seperti pada lirik Lahir awal januari menjelang pemilu dan pada lirik Tangisan pertamamu di tandai BBM membumbung tinggi.
Pengarang memunculkan tokoh Galang Rambu Anarki sebagai sosok kelas atas yang menaruh kepedulian terhadap nasib rakyat terutama nasib orangtuanya yang tertindas. Seperti pada lirik
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras, janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Kutipan lirik lagu tersebut merupakan Tokoh Galang Rambu Anarki yang merupakan sosok harapan kedua orangtuanya yang kelak akan merubah nasib kaum tertindas. Dalam teori marxis pertentangan kelas yang dimenangkan oleh proletar untuk menuju masyarakat yang tanpa kelas.
Setiap lirik dalam lagu Galang Rambu Anarki” yang disajikan oleh pengarang menunjukan bahwa pengarang peduli dan merasakan secara langsung derita kaum tertindas saat kenaikan BBM di awal tahun 1982. Pengarang mampu mengiringi penikmat musik berempati pada masa itu, kehidupan kaum yang tertindas (proletar) yang sengsara.
Dapat disimpulkan bahwa dalam lagu  Galang Rambu Anarki” karya Iwan Fals terdapat pertentangan kelas antara orang tua atau rakyat yang merasakan kenaikan harga-harga barang imbas dari naiknya harga BBM dan kaum borjuis (orang pintar) yang menikmati subsidi


Komentar